Halaman

Kamis, 11 November 2010

ANAKKU

Namanya Ananda Aly Faza sejak masih dikandungan aku dan istri memanggilnya Anan.
Istriku melahirkannya agak payah karena ketubannya pecah lebih dulu. Karena pengalaman pertama, aku dan istri kurang paham. Satu jam Usai subuh itu, bidadariku mengeluh kelaparan, aku belikan nasi bungkus. Masya allah, nasinya keras bukan main. Isteriku muntah, kubuatkan susu hangat, muntah lagi. Setelah kebelakang dia mengeluh pusing dan ada keluar cairan. Kami masih seperti orang bego.
Alhamdulillah, jam 7.30 Allah SWT mengirim dua kakak ipar perempuanku. Melihat kondisi isteriku, mereka langsung menghardikku.
"Ayo cepat, bawa isterimu ke bidan. Orang sudah mau melahirkan gini masih nyantai-nyantai."
"Nyantai?" batinku terpana. Karena mendengar kata "melahirkan" yang sudah kami tunggu 9 bulan lamanya, reflek aku menghidupkan motor dan mengantarkan istriku ke bidan yang jaraknya cuma 50 meter dari gubuk kami.
Alhamdulillah, jam 10.00 WIB putra pertamaku lahir kedunia dengan tangisan yang kencang.
Sedari masih dalam kandungan, kami selalu mengajak anakku berkomunikasi. Kami ceritakan mimpi-mimpi kami dan keinginan kami untuk melibatkannya dalam banyak aktivitas kami agar ia mengerti apa yang kami lakukan.
Tak terasa, sudah 6 tahun kami belajar memelihara dan mendidiknya. Satu hal yang tidak pernah bisa aku lupakan adalah harapannya yang sangat tinggi untuk melihat kesuksesanku.
Suatu malam, pukul 23.00 WIB, saat aku usai melakukan prospek perdanaku dalam bisnis multilevel di HD, isteriku bercerita.
"Setelah ayah keluar dari rumah, kami menonton televisi sambil makan roti dan minum segelas teh. Kebiasaan mas Anan, rotinya dicelupin ke teh kan? Cuman, setiap nyelupin roti, mas Anan selalu bilang mudahan lancar, mudahan lancar. Terus ummi nanya, emangnya apa yang lancar mas?" 
"Tau gak yah, apa jawab mas anan?"
"Apa katanya mi?" jawabku bingung
"Itu lho mi, mudahan usaha ayah lancar ya. Supaya nanti Anan bisa sekolah yang tinggi."
Mendengar cerita isteriku, tanpa kusadari air mataku mengalir, lalu kupeluk anak pertamaku yang telah terlelap dalam mimpi indahnya. Sejak saat itu aku memutuskan serius dan full time menjalankan bisnisku di MLM HD, apapun kesulitan yang ada dihadapanku. Semua kulakukan semata-mata untuk memenuhi harapan anakku.
Sahabat, seringkali kita merasa putus asa dan menyerah kala mendapat masalah dan hambatan dalam setiap usaha kita. Tidak jarang kita merasa tidak memiliki harapan. Saat itu terjadi, cobalah Anda mengingat kembali harapan orang-orang yang Anda cintai. Bisa istri, anak, orang tua, keponakan, nenek, kakek, atau sahabat Anda. 
Saya sudah mempraktekkannya 1,5 tahun terakhir dan terbukti sangat efektif.
Mungkin Anda bisa mengubur dan menghancurkan impian Anda, tapi jangan sampai Anda menghancurkan impian dan harapan orang-orang yang Anda cintai. 
Selamat berjuang dan semoga sukses selalu untuk Anda.
 I love you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar